KONSELING

Kelompok dan Pengaruhnya pada Perilaku Komunkasi
*      Klasifiklasi kelompok
            Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan mellibatkan interaksi diantara angota-anggotanya. Jadi dengan perkataan lain, kelompok mempunyai dua tanda psikologis.  Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok – ada sense of belonging – yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantungan sehingga hasil setiap oreang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
*      Kelompok primer dan kelompok sekunder
Kita dapat melihat perbedaan utama antara kedua kelompok ini dari karakteristik komunikasi. Perrtama, kualitas kkomunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkapkan unsure-unsur backstage (perilaku yang hanya kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekalli kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder, komunikasi bersifat dangkal (hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal tertentu saja).
 Kedua, komunikasi pada kelompok primer bersifat personal.  Dalam kelompok primer, yang penting buat kita ialah siapa dia, bukan apakah dia. Kita mengkomunikasikan seluruh pribadi kita.
Ketiga, pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi. Komunikasi dilakukan untuk melakukan hubungan baik, dan isi komunikasi bukan merupakan hal yang sangat penting.

*      Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan 
Dari sini lahir definisi kelompk rujukan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Jika anda melakukukan kelompok itu sebagi teladan bagimana seharusnya bersikap, kelompok itu menjadi kelompk rujukan positif, dan jika anda menggunakannya sebagi teladan bagaimana seharusnya kita tidak bersikap, kelompok itu menjadi rujukan kelompok negative.  
Kelompok rujukan mempunyai dua fungsi: fungsi komparatif dan fungsi normative.
Cara-cara menggunakan kellompok  rujukan dalam persuasi:
1.              Jika kita mengetahui kelompok rujukan khalayak kita, hubungkanlah pesan kita dengan kelompok rujukan itu, dan fokuskanlah perhatian mereka kepadanya.
2.             Kelompk-kelompok itu mempunyai nilai yang bermacam –macam sebagi kelompok rujukan.
3.             Kelompok keanggotaan jelas menentuak serangkain perilaku yang baku bagi anggota-anggotanya.
4.             Suasana fisik komunikasi dapat menunujukan kemungkinan satu kelompk rujukan didahulukan dari kelompok rujukan yang lain.
5.             Kadang-kadng kelompk rujukan yang positif dapat diikuti langsung dalam pesan, untuk mendorong respons positif dari khalayak.
*     Kelompok Deskriptif dan kelompok preskriptif
            Kategori deskriptif menenjukan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukaanya secra alamiah. Kategori preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya

*      Pengaruh Kelompok Pada Periaku Komunikasi
          Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju ( norma ) kelompok sebagi akibat tekanan kelompok yang real atau yang dibayangkan.
          Factor-faktor yang mempengaruhi konformitas adalah pruduk interaksi antara factor-faktor situasional dan factor-faktor personal. factor-faktor situasioanl yang menentukan konformitas adalah kejelasan situasi, konteks situasi , cara menyampaikan penilaian , karekteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, tingkat kesepakatan kelompok.
Ø  Fasilitasi sosial
Prestasi individu yang meningkat karena disaksiakn kelompok disebut Allport sebagai fasilitasi social. Fasilitasi( dari kata prancis facile, artinya mudah) menunjukan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengartuhi pekerjaan sehingga terasa mnjadi lebih” mudah”
Ø  Polarisasi
Polarisasi mengandung beberapa implikasi yang negative. Pertama, kecendrungan ke arah ekstremisme menyebabakan peserta. Komunikasi menjadi lebih jauh dari dunia nyata; karena itu, makin besar peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan. Produktivitas kelompok tentu menurun. Gejala ini disebut Irving Janis sebagai groupthink.apa yang terjadi? Groupthink, yaitu proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif di mana anggota berusaha mempertahaankan konsesus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjdi tidak efektif lagi.
Kedua, polarisasi akan mendorong ekstremisme dalam kelompok gerakan social atau politik. Kelompok seperti ini biasanya menarik anggota-anggota yang memiliki pandangan yang sama.

*      faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
faktor situasional: karakteristik kelompok
Ø  Ukuran Kelompok
Kita dapat membedakan dua macam tugas kelompok:tugas koaktif dan tugas interaktif. Pada tugas yang pertama, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas yang kedua, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan produk, keputusan, atau penilaian tunggal.
Factor yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok ialah ujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memrlukan kegiatan yang konvergen (mencapai satu pemecahan yang benar) hanya diperlukan kelompok kecil supaya sangat produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, keterampilan dan kemampuan yang terbatas.bila tugas memerlukan kegiatan yang divergen (seperti menghasilkan berbagai gagasan kreatif) diperlukan jumlah anggota kelompok yang besar.
Ø   Jaringan Komunikasi
Lima macam jaringan komunikasi: roda, rantai, Y, lingkaran dan bintang (all channel). Pada roda, seseorangan biasanya pemimpin menjadi focus perhatian. Pada Y, tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang disampinya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan sesorang di sampingnya saja. Pada lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang di samping kiri dan kanan. Di sini tidak ada pemimpin. Pada bintang – disebut juga semua saluran (all channels) – setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain.
Ø  Kohensi kelompok (Group Cohesiveness)
Kohensi kelompok didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong  anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok, kohensi diukur dari 1) katertarikan anggota secara interfersonal pada satu sama lain, 2) katertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, dan 3) sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya.
Ø  Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak kea rah tujuan kelompok.
Pendekatan tradisional menekankan dua sasaran utama dari kepemimpinan yaitu :
1.         Memecahkan masal;ah-masalah secara efektif
2.        Membantu setiap anggota kelompok meningkatkan potensi mereka secara maksimal sebagai peserta diskusi dalam suatu suasana yang positif dan mendukung.
Komunikasi kelompok tertarik dengan gaya kepemimpinan karena menyajikan cara mengklasifikasi tikah laku sejumlah besar tingkah laku komunikasi dimana pemimpin terlibat. Klasifikasi gaya kepemimpinan terdiri dari :
a.             Kepemimpinan laissez faire-suatu pola pengabaian dimana pemimpin yang ditunjuk berusaha pengindari tanggung jawab terhadap pengikut-pengikutnya.
b.             Kepemimpinana otoriter-partisipasi anggota tidak dikehendaki karena tugas-tugas dan prosedur didiktekan oleh pemimpin, dalam hal pemimpin akan mengeksploitir rasa tergantungan pengikut-pengikutnya dan berusaha untuk membina kendali penuh.
c.              Kepemimpinan demokrasi-suatu pola yang memandang manusia mampu mengarahkan dirinya sendiri, dan berusaha untuk memberikan kesempatan kepada anggota untuk tubuh dan berkembang serta bertindak sendiri melalui partisipasinya dalam mengandalikan diri mereka sendiri.
d.             Kepemimpinan nondirektif-pemimpin menolok untuk member pengarahan pada kelomok tetapi sebaliknya mencoba untuk mengerti tentang apa yang dipikir dan dirasa oleh anggota-anggota kelompok agar dia dapat mengujutkan pengertia tersebut.

*      Faktor Personal: Karakterisrik Anggota Kelompok
Ø  Kebutuhan Interpersonal
Orang memasuki kelompok kartena didorong oleh tiga kebutuhan interpersonal: inclusion- ingin masuk, menjadi bagian dari kelompok-; control- ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hierarkis-; affection- ingin memperoleh keakraban emosional dari angota kelompok yang lain. Kebutuhan interpersonal ini –pada diri seseorang- mungkin berkekurangan, beerlebihan, atau ideal.
Inklusi: dalam pertemuan klompok, kita dapat meletakkan diri kita dalam continuum dari undersocial, yakni berkekurangan; lewat social, yakni ideal; bsampai ke oversosial (oversocial), yakni berlebih-lebihan.
Control: pembagian kerja yang harus dilakukan agar kelompok tugas produktif menimbulkan perlunya control. Individu mempunyai kecendrungan kuat untuk mendominasi sebagai otokrat: ingin menciptakan hirarki kekuasaan. Diujung kontinium ada abdikrat dan ditengah-tengah ada democrat..
Afeksi kebutuhan akan kasih saying adalah dimensi emosional kelompok. Sebagian orang adalah underpersonal. Orang-orasng itu membuat jarak dari semua orang, tampak menolak atau tidak memerlukan kontak personal untuk menyelesaikan pekerjaannya. Pada ujung yang lain ada orang yang overpersonal dan tampaknya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan kalalu tidak ada ikatan kasih saying yang kuat yang menghubungkan mereka dengan anggota-anggota kelompok.